TES INTELIGENSI KOLEKTIF INDONESIA (TIKI)
NAMA : LINGGA MAYANG PUSPA
NIM : 22010014009
MATA KULIAH : TEKNIK INFORMASI DAN MEDIA BK
Nama Tes
TIKI merupakan akronim dari Tes
Intelegensi Kolektif Indonesia.
Sejarah
Tes Inteligensi Kolektif Indonesia (TIKI)
yang dikembangkan oleh Universitas Padjajaran
Bandung yang bekerjasama dengan Vrije Universiteit
Belanda. Tes TIKI sendiri disusun
berdasarkan teori the factor model dari
French dkk tahun 1963 dan structure-of-intellectmodel dari
Guilford (Drenth & Dengah, 1977).
Menurut Matsumoto (Agung & Fitri, 2020),
tes psikologi sangat rentan dengan faktor budaya,
dimana tes inteligensi dirancang untuk
satu budaya sehingga seringkali ditemukan tidak cocok
dengan konteks budaya lain meskipun
telah diadaptasi secara Bahasa
dengan tepat. Salah satu psikolog dan
akademisi dari Fakultas Psikologi
UGM, Retno Suhapti menyatakan bahwa
alat-alat tes kognitif yang digunakan
selama ini merupakan alat tes yang sudah
tua dan terdapat bagian-bagian
tes yang tidak relevan dengan konteks
keseharian peserta didik yang tinggal
di budaya Indonesia. Retno mengungkapkan
bahwa persepsi yang terlalu
kaku mengenai kecerdasan dapat
menyebabkan kegagalan dalam
memahami cara setiap individu belajar dan
berpikir (CNN Indonesia, 2018)
Berdasarkan permasalahan yang telah
dijelaskan tersebut, maka penyusunan alat
tes psikologi termasuk tes inteligensi perlu disusun
dalam konteks budaya yang relevan.
Penyusun
Tes ini diciptakan berdasarkan kerja sama
antara Indonesia dan Belanda.
Bentuk yang Tersedia
Secara keseluruhan dibagi menjadi tiga tes,
TIKI Dasar, TIKI Menengah dan TIKI Tinggi.
Aspek yang Diukur
TIKI dasar mengukur intelegensi
dengan berhitung angka,
penggabungan bagian,
eksklusi gambar, hubungan kata,
membandingkan beberapa gambar,
labirin/maze, berhitung huruf,
mencari pola, eksklusi kata dan
terakhir mencari segitiga (Nuraeni, 2012).
TIKI menengah, peserta tes
akan diminta untuk berhitung angka,
penggabungan bagian, menghubungkan
kata, eksklusi gambar, berhitung soal,
meneliti, membentuk benda, eksklusi kata,
bayangan cermin, berhitung huruf,
membandingkan beberapa benda dan
terakhir adalah pembentukan kata (Nuraeni, 2012).
TIKI Tinggi, peserta tes akan
diminta untuk berhitung angka,
penggabungan bagian,
menghubungkan kata, abstraksi
non verbal, deret angka, meneliti,
membentuk benda, eksklusi kata,
bayangan cermin, menganalogi kata,
bentuk tersembunyi dan terakhir
adalah pembentukan kata (Nuraeni, 2012).
Sajian
Penyajian tes ini bisa digunakan secara
individual atau klasikal (Masruroh et al., 2019).
Waktu Penyajian
Total waktu 100 menit untuk mengerjakan
semua sub tes TIKI dan total waktu 41
menit untuk mengerjakan TIKI bentuk singkat,
ditambah dengan waktu instruksi per sub tes 3-5 menit
(Masruroh et al., 2019).
Subyek
TIKI dasar. TIKI dasar merupakan
tes intelegensi yang paling
awal dari ketiga tes yang ada.
Tes intelegensi ini diperuntukan
untuk anak-anak yang ada pada
tingkat sekolah dasar hingga sekolah
menengah pertama kelas dua.
TIKI menengah. TIKI menengah
merupakan alat tes intelegensi kedua
dalam rangkai tiki yang diperuntukkan
untuk anak yang berada pada
tingkat sekolah menengah pertama
kelas tiga hingga sekolah
menengah atas.
TIKI tinggi sendiri diperuntukan
bagi individu yang ada pada
tingkat perguruan tinggi serta
orang dewasa.
Tujuan
Tujuan dari dibuatnya tes
ini adalah untuk melihat
standar intelegensi di Indonesia
serta membuat alat tes intelegensi
yang berdasarkan norma Indonesia (Nuraeni, 2012)
DAFTAR PUSTAKA
Masruroh, H., Dzakira, Z., Samosir, I., Herlina, I.,
Sihaloho, A. R. H., Fajrin, R. S., Riyaniz, S. N., & Radila P.S, A. (2019).
Tiki Dan Tkd. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Nuraeni, N. (2012). Tes psikologi: Tes inteligensi dan tes bakat. Pustaka pelajar: Universitas Muhammadiyah (UM) Purwokerto Press.
Salsabilla, M. (2016). Tes TIKI-M. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Komentar
Posting Komentar